Dunia dalam Masalah Krisis yang Membahayakan Manusia

Dunia dalam Masalah Krisis yang Membahayakan Manusia

Dunia dalam Masalah Krisis yang Membahayakan Manusia – Situasi dunia kini dihadapkan dengan slot bet 100 sederet tantangan besar yang mampu berdampak negatif terhadap pembangunan manusia dan ekonomi. Semua pihak harus mengambil peran untuk memitigasi hal tersebut. “Kita dihadapkan pada berbagai tantangan yang berdampak pada pembangunan manusia dan ekonomi, dimana banyak kemajuan yang terhambat,” kata Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa dalam konferensi pers di Hotel Biltmore, Tbilisi, Georgia,. Menurut Dasgupta, apabila tidak ada penanganan yang tepat maka situasi buruk akan terus berlanjut ke depan dan membahayakan umat manusia.

Penambahan Dana untuk Hibah Negara Termiskin

Pertemuan Tahunan Asian Development Bank (ADB) ke-57 di Tbilisi, Georgia menyapakati penambahan dana sebesar US$ 5 miliar untuk Asian Development Fund (ADF) 14 dan Technical Assistance Special Fund (TASF) 8. ADF adalah lembaga yang memberikan hibah slot88 kepada negara-negara anggota ADB yang termiskin dan paling rentan. Didirikan pada tahun 1974, ADF awalnya memberikan pinjaman lunak. Hibah diperkenalkan pada tahun 2005, dan mulai tahun 2017 ADF hanya memberikan fasilitas hibah. Penambahan dana ADF 14 ini sekitar 22% lebih tinggi dibandingkan US$4,1 miliar yang tersedia di ADF 13, dan akan memberikan volume hibah ADF terbesar yang pernah ada kepada anggota ADB yang memenuhi syarat. TASF 8 akan memberikan hibah yang membantu mempersiapkan proyek, membangun kapasitas, dan memberikan saran teknis atau kebijakan.

Adapun pendonor yang dimaksud adalah Armenia; Australia; Austria; Kanada; Denmark; Finlandia; Perancis; Georgia; Jerman; Hong Kong, Tiongkok; India; Indonesia; Irlandia; Italia; Jepang; Luksemburg; Malaysia; Belanda; Selandia Baru; Norway; China; Filipina; Portugal; Republik Korea; Spanyol; Swedia; Swiss; Taipei, China; Turki; Britania Raya; dan Amerika Serikat. Setidaknya ada tiga hal yang menjadi fokus. Pertama, ADF 14 memprioritaskan bantuan khusus kepada negara-negara berkembang kepulauan kecil yang sangat rentan, terutama terhadap perubahan iklim dan kepada negara-negara yang berada dalam situasi rentan dan terkena dampak konflik.

Kedua, mendukung adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana. Hal ini akan memungkinkan bantuan yang lebih luas untuk kerja sama regional dan barang publik regional, serta untuk aksi gender yang transformatif. Penerima ADF-14 antara lain Negara Federasi Mikronesia; Kiribati; Republik Kyrgyzstan; Maladewa; Pulau Marshall; Nauru; Samoa; Pulau Solomon; Tajikistan; Tonga; Tuvalu; dan Vanuatu. Ketiga, hibah juga akan tersedia untuk mendukung masyarakat Afghanistan dan Myanmar, dan untuk proyek transformatif di Bangladesh; Bhutan; Kamboja; Kepulauan Cook; Fiji; Republik Demokratik Rakyat Laos; Mongolia; Nepal; baru; Pakistan; Palau; Papua Nugini; Srilanka; Timor-Leste; dan Uzbekistan.

Indonesia Sudah Merasakan Krisis Dunia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut wilayah Indonesia pun tak lepas dari dampak krisis iklim yang terjadi secara global. Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengatakan perubahan iklim mencakup berbagai aspek. “Termasuk peningkatan suhu global, perubahan pola curah hujan, kenaikan permukaan air laut, serta dampaknya terhadap lingkungan dan manusia,” kata Dwikorita dalam laman resmi BMKG,

Contoh nyata perubahan iklim di Indonesia adalah mencairnya gletser atau lapisan es tropis di Puncak Jaya, Papua. Luas tutupan salju abadi di ketinggian 4.884 mdpl itu menyusut hingga 98%, dari 19,23 kilometer persegi pada tahun 1850 menjadi hanya 0,23 kilometer persegi pada April 2022.

Bukti lain adalah suhu Indonesia yang semakin slot mahjong meningkat setiap harinya. Menurut Dwikorita suhu dunia saat ini sudah mendekati batas yang disepakati bersama pada Perjanjian Paris COP21 pada 12 Desember0215. Saat itu, seluruh dunia sepakat harus membatasi kenaikan suhu rata-rata global di angka 1,5 derajat Celsius. Namun faktanya, saat ini kenaikan suhu melaju lebih cepat dan sudah mencapai kenaikan 1,45 derajat Celsius di atas suhu rata-rata di masa pra-industri.

Dalam catatan BMKG, laju kenaikan suhu di Indonesia tercatat mecapai 0,15 derajat celsius per dekade. Dwikorita menjelaskan, merujuk data Bappenas, perubahan iklim berpotensi menurunkan produksi padi Indonesia sebesar 1,13 juta ton dan 1,89 juta ton. Kemudian, lahan pertanian seluas 2.256 hektar sawah juga terancam kekeringan.